Gaya kepemimpinan seseorang
berdasarkan pada beberapa asumsi atau pendapat bipolar yang cenderung dipakai
oleh para pemimpin mengenai orang lain. Kedua jenis asumsi ini disebut Teori X
dan Teori Y.
Teori X
Asumsi Teori X tampaknya diturunkan dari pendapat mengenai manusia sebagai
suatu mesin, yang amat memerlukan pengendalian dari luar. Asumsi Teori X secara
ringkas sebagai berikut.
- Kebanyakan orang berpendapat bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan berusaha menghindarinya.
- Kebanyakan orang lebih suka diperintah dan seringkali harus dipaksa untuk melakukan pekerjaan mereka.
- Kebanyakan orang tidak ambisius, tidak ingin maju dan tidak menginginkan tanggung jawab.
- Kebanyakan orang dimotivasi terutama oleh keinginan mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan akan rasa aman.
- Kebanyakan orang harus dikendalikan dengan ketat dan tidak mampu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Tampaknya cukup beralasan untuk
mengatakan bahwa seorang pemimpin yang berpegang pada teori X akan menganggap
orang sebagai suatu alat produksi, dimotivasikan oleh ketakutan akan hukuman
atau oleh kebutuhannya akan uang dan rasa aman. Manajer yang memandang pegawai
dengan cara seperti ini, cenderung mengawasi mereka dengan ketat, membuat dan
menjalankan aturan dengan keras, dan menggunakan ancaman hukuman sebagai alat
untuk memotivasi mereka.
Teori Y
Asumsi Teori Y cenderung berasal dari pendapat mengenai manusia sebagai organisme
biologis yang tumbuh, berkembang, dan melakukan pengendalian terhadap diri
mereka sendiri. Asumsi Teori Y secara ringkas sebagai berikut.
- Kebanyakan orang berpendapat bahwa kerja adalah sesuatu yang alamiah seperti bermain. Bila pekerjaan tidak menyenangkan, mungkin itu karena cara melakukan pekerjaan tersebut dalam organisasi.
- Kebanyakan orang merasa bahwa pengendalian diri sendiri amat diperlukan supaya pekerjaan dilakukan dengan baik
- Kebanyakan orang dimotivasi terutama oleh keinginan mereka untuk diterima lingkungan, mendapat pengakuan, dan merasa berprestasi, seperti juga oleh kebutuhan mereka akan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan rasa aman.
- Kebanyakan orang ingin menerima dan bahkan menginginkan suatu tanggung jawab bila mereka memperoleh bimbingan, pengelolaan dan kepemimpinan yang tepat.
- Kebanyakan orang mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara kreatif dalam organisasi.
Pemimpin yang mendasari
tindakannya atau gayanya pada Teori Y beranggapan bahwa pegawai mempunai
kebutuhan yang beranekaragam. Mereka percaya bahwa tugas mereka adalah mengatur
dan mengelola sehingga baik organisasi maupun egawai dapat memenuhi
kebutuhannya. Dalam Teori Y, manajer berasumsu bahwa tujuan perorangan dan
tujuan organisasi dapat berjalan selaras. Namun, beberapa bukti menyatakan
bahwa kedua-duanya tidak dapat dicapai dalam konteks organisasi. Beberapa tujuan
pribadi dan beberapa tujuan organisasi mungkin bertentangan. Namun, manajer
yang menerima asumsi Teori Y, bekerja bersama-sama pegawai untuk mencapai
tujuan organisasi, mendorong peghawai untuk berperan seta dalam proses
pengambilan keputusan, dan mencoba mewujudkan peningkatan.
Sedangkan menurut Wikipedia, teori
ini diungkapkan oleh Douglas McGregor yang mengemukakan strategi kepemimpinan
efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal dengan
menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X
cenderung menyukai gaya kepemimpinan otoriter dan sebaliknya, seorang pemimpin
yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan demokratik. Untuk
kriteria karyawan yang memiliki tipe teori X adalah karyawan dengan sifat yang
tidak akan bekerja tanpa perintah, sebaliknya karyawan yang memiliki tipe teori
Y akan bekerja dengan sendirinya tanpa perintah atau pengawasan dari atasannya.
Tipe Y ini adalah tipe yang sudah menyadari tugas dan tanggung jawab
pekerjaannya.
2.2.2 Model Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan buku Komunikasi
Organisasi, salah satu teori gaya kepemimpinan dari enam sistem yang paling populer
adalah teori kisi kepemimpinan. Kisi ini mengambarkan bagaimana perhatian
pemimpin ada tugas dan pada manusia berkelindan sehingga menciptakan daya
pengelolaan dan kepemimpinan. Kelima jenis gaya ekstrem yang dikemukakan model
kisi adalah sebagai berikut.
a. Gaya Pengalah. Gaya ini ditandai
oleh kurangnya perhatian terhadap produksi. Pemimpin lemah cenderung menerima
pendapat & keputusan orang lain, bersikap netral, kurang bisa mengatasi
masalah.
b. Gaya Pemimpin Pertengahan.
Adanya perhatian seimbang terhadap produksi dan manusia. Pemimpin berusaha
mencari cara – cara yang berguna untuk memecahkan masalah. Pemimpin berusaha
bersikap jujur dan tegas terhadap segala gagasan dan sikap yang berbeda dari
yang ia anut. Berusaha menghindar jika tyerjadi ketegangan dan memperthankan
keadaan agar tetap baik.
c. Gaya Tim. Adanya perhatian
tinggi terhadap pekerjaan dan manusia. Pemimpin menghargai segala keputusan
yang logis dan kreatif sebagai hasil kesepakatan anggota organisasi. Pemimpin
punya keyakinan kuat terhadap keputusannya, sehingga jika ada gagasan dari
orang lain, ia akan meresponnya dan mengubah gagasan tersebut. Bila ada
konflik, mampu mengendalikan diri, mengevaluasi alasan timbul masalah. Pemimpin
bertindak untuk saling menghargai dan mempercayai antar sesama anggota tim.
d. Gaya Santai. Adanya perhatian
rendah terhadap tugas, perhatian tinggi terhadap manusia. Pemimpin menghargai
hubungan baik antar sesama anggota tim. Pemimpin suka menerima pendapat dan
sikap orang lain dari pada memaksakan kehendaknya. Pemimpin berusaha menghindari
konflik, namun bila konflik tak terhindarkan ia akan menetralkan suasana
sehingga anggota bisa tetap bekerja sama. Pemimpin bersikap ramah, mengurangi
ketegangan, dan bersikap menolong.
e. Gaya Kerja. Adanya perhatian
tinggi terhadap pelaksanaan kerja, perhatian rendah terhadap manusia. Pemimpin
amat menghargai keputusan yang telah dibuat. Pemimpin berusaha menyelesaikan
pekerjaan secara efisien. Pemimpin lebih suka mempertahankan pendapatnya,
terkadang menekan orang lain. Pemimpin membela diri jika ada konflik, dan
mengurangu konflik dengan argumentasi baru. Bila terjadi kesimpangsiuran kerja,
pemimpin akan memacu dirinya dan para anggota agar semuanya dapat kembali
berjalan baik.
Teori
kisi kepemimpinan ini menggambarkan dengan baik bagaimana variasi sikap-sikap
para pemimpin terhadap karyawannya di
dalam suatu organisasi. Teori ini menjelaskan bagaimana perhatian dan hubungan
yang terjalin antara atasan dan bawahan yang dapat sangat mempengaruhi kemajuan
organisasi yang bersangkutan.
2.2.3 Aliran
Informasi
Ada beberapa macam aliran
komunikasi yang dikemukakan oleh Deddy Mulyana dalam bukunya Komunikasi
Organisasi, yaitu:
1. Komunikasi
ke bawah
Informasi mengalir dari jabatan
berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. 5 Jenis
informasi yang dapat dikomunikasikan antara lain:
a.
Informasi tentang bagaimana melakukan pekerjaan.
b. Informasi tentang dasar pemikiran untuk
melakukan pekerjaan.
c. Informasi tentang kebijakan dan
praktik-praktik organisasi.
d.
Informasi tentang kinerja pegawai.
e. Informasi untuk mengembangkan sense of
mission.
Terdapat beberapa pilihan metode
dan media yang digunakan, yakni ketersediaan, biaya, pengaruh, relevansi,
respons, dan keahlian.
2. Komunikasi ke atas
Yaitu informasi yang mengalir dari
tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (atasan). Atau
komunikasi yang terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya.
Yang dikomunikasikan adalah:
a.Tentang apa yang telah dilakukan
bawahan : prestasi, kemajuan, rencana yang akan datang.
b.Persoalan pekerjaan yang dihadapi
yang belum terpecahkan dan membutuhkan bantuan penyelesaian.
c. Memberikan saran dan agagasan
untuk perbaikan pada organisasi.
d. Mengungkakan bagaima perasaan,
pikiran bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi.
3. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang berlangsung di antara para
karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Berbagai informasi
diantara rekan sejawat dalam satu unit pekerjaan yang sama. Komunikasi
horizontal yang merupakan komunikasi mendatar, misalnya anggota staff dengan
anggota staf dan biasanya lebih informal
4. Komunikasi lintas saluran
Tindakan komunikasi untuk berbagi
informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif
dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka
berhubungan dengan jabatan fungsional. Hal ini disebabkan karena terdapat
banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang
lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan
kebijakan organisasi untuk bimbingan komunikasi lintas-saluran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar