Jumat, 03 Mei 2013

45. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan seseorang berdasarkan pada beberapa asumsi atau pendapat bipolar yang cenderung dipakai oleh para pemimpin mengenai orang lain. Kedua jenis asumsi ini disebut Teori X dan Teori Y.
Teori X
Asumsi Teori X tampaknya diturunkan dari pendapat mengenai manusia sebagai suatu mesin, yang amat memerlukan pengendalian dari luar. Asumsi Teori X secara ringkas sebagai berikut.

  1. Kebanyakan orang berpendapat bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan berusaha menghindarinya.
  2. Kebanyakan orang lebih suka diperintah dan seringkali harus dipaksa untuk melakukan pekerjaan mereka.
  3. Kebanyakan orang tidak ambisius, tidak ingin maju dan tidak menginginkan tanggung jawab.
  4. Kebanyakan orang dimotivasi terutama oleh keinginan mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan akan rasa aman.
  5. Kebanyakan orang harus dikendalikan dengan ketat dan tidak mampu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Tampaknya cukup beralasan untuk mengatakan bahwa seorang pemimpin yang berpegang pada teori X akan menganggap orang sebagai suatu alat produksi, dimotivasikan oleh ketakutan akan hukuman atau oleh kebutuhannya akan uang dan rasa aman. Manajer yang memandang pegawai dengan cara seperti ini, cenderung mengawasi mereka dengan ketat, membuat dan menjalankan aturan dengan keras, dan menggunakan ancaman hukuman sebagai alat untuk memotivasi mereka.
Teori Y
Asumsi Teori Y cenderung berasal dari pendapat mengenai manusia sebagai organisme biologis yang tumbuh, berkembang, dan melakukan pengendalian terhadap diri mereka sendiri. Asumsi Teori Y secara ringkas sebagai berikut.

  1. Kebanyakan orang berpendapat bahwa kerja adalah sesuatu yang alamiah seperti bermain. Bila pekerjaan tidak menyenangkan, mungkin itu karena cara melakukan pekerjaan tersebut dalam organisasi.
  2. Kebanyakan orang merasa bahwa pengendalian diri sendiri amat diperlukan supaya pekerjaan dilakukan dengan baik
  3. Kebanyakan orang dimotivasi terutama oleh keinginan mereka untuk diterima lingkungan, mendapat pengakuan, dan merasa berprestasi, seperti juga oleh kebutuhan mereka akan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan rasa aman.
  4. Kebanyakan orang ingin menerima dan bahkan menginginkan suatu tanggung jawab bila mereka memperoleh bimbingan, pengelolaan dan kepemimpinan yang tepat.
  5. Kebanyakan orang mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara kreatif dalam organisasi.
Pemimpin yang mendasari tindakannya atau gayanya pada Teori Y beranggapan bahwa pegawai mempunai kebutuhan yang beranekaragam. Mereka percaya bahwa tugas mereka adalah mengatur dan mengelola sehingga baik organisasi maupun egawai dapat memenuhi kebutuhannya. Dalam Teori Y, manajer berasumsu bahwa tujuan perorangan dan tujuan organisasi dapat berjalan selaras. Namun, beberapa bukti menyatakan bahwa kedua-duanya tidak dapat dicapai dalam konteks organisasi. Beberapa tujuan pribadi dan beberapa tujuan organisasi mungkin bertentangan. Namun, manajer yang menerima asumsi Teori Y, bekerja bersama-sama pegawai untuk mencapai tujuan organisasi, mendorong peghawai untuk berperan seta dalam proses pengambilan keputusan, dan mencoba mewujudkan peningkatan.
Sedangkan menurut Wikipedia, teori ini diungkapkan oleh Douglas McGregor yang mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal dengan menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai gaya kepemimpinan otoriter dan sebaliknya, seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan demokratik. Untuk kriteria karyawan yang memiliki tipe teori X adalah karyawan dengan sifat yang tidak akan bekerja tanpa perintah, sebaliknya karyawan yang memiliki tipe teori Y akan bekerja dengan sendirinya tanpa perintah atau pengawasan dari atasannya. Tipe Y ini adalah tipe yang sudah menyadari tugas dan tanggung jawab pekerjaannya.
2.2.2 Model Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan buku Komunikasi Organisasi, salah satu teori gaya kepemimpinan dari enam sistem yang paling populer adalah teori kisi kepemimpinan. Kisi ini mengambarkan bagaimana perhatian pemimpin ada tugas dan pada manusia berkelindan sehingga menciptakan daya pengelolaan dan kepemimpinan. Kelima jenis gaya ekstrem yang dikemukakan model kisi adalah sebagai berikut.
a. Gaya Pengalah. Gaya ini ditandai oleh kurangnya perhatian terhadap produksi. Pemimpin lemah cenderung menerima pendapat & keputusan orang lain, bersikap netral, kurang bisa mengatasi masalah.
b. Gaya Pemimpin Pertengahan. Adanya perhatian seimbang terhadap produksi dan manusia. Pemimpin berusaha mencari cara – cara yang berguna untuk memecahkan masalah. Pemimpin berusaha bersikap jujur dan tegas terhadap segala gagasan dan sikap yang berbeda dari yang ia anut. Berusaha menghindar jika tyerjadi ketegangan dan memperthankan keadaan agar tetap baik.
c. Gaya Tim. Adanya perhatian tinggi terhadap pekerjaan dan manusia. Pemimpin menghargai segala keputusan yang logis dan kreatif sebagai hasil kesepakatan anggota organisasi. Pemimpin punya keyakinan kuat terhadap keputusannya, sehingga jika ada gagasan dari orang lain, ia akan meresponnya dan mengubah gagasan tersebut. Bila ada konflik, mampu mengendalikan diri, mengevaluasi alasan timbul masalah. Pemimpin bertindak untuk saling menghargai dan mempercayai antar sesama anggota tim.
d. Gaya Santai. Adanya perhatian rendah terhadap tugas, perhatian tinggi terhadap manusia. Pemimpin menghargai hubungan baik antar sesama anggota tim. Pemimpin suka menerima pendapat dan sikap orang lain dari pada memaksakan kehendaknya. Pemimpin berusaha menghindari konflik, namun bila konflik tak terhindarkan ia akan menetralkan suasana sehingga anggota bisa tetap bekerja sama. Pemimpin bersikap ramah, mengurangi ketegangan, dan bersikap menolong.
e. Gaya Kerja. Adanya perhatian tinggi terhadap pelaksanaan kerja, perhatian rendah terhadap manusia. Pemimpin amat menghargai keputusan yang telah dibuat. Pemimpin berusaha menyelesaikan pekerjaan secara efisien. Pemimpin lebih suka mempertahankan pendapatnya, terkadang menekan orang lain. Pemimpin membela diri jika ada konflik, dan mengurangu konflik dengan argumentasi baru. Bila terjadi kesimpangsiuran kerja, pemimpin akan memacu dirinya dan para anggota agar semuanya dapat kembali berjalan baik.
                Teori kisi kepemimpinan ini menggambarkan dengan baik bagaimana variasi sikap-sikap para  pemimpin terhadap karyawannya di dalam suatu organisasi. Teori ini menjelaskan bagaimana perhatian dan hubungan yang terjalin antara atasan dan bawahan yang dapat sangat mempengaruhi kemajuan organisasi yang bersangkutan.
2.2.3 Aliran Informasi
Ada beberapa macam aliran komunikasi yang dikemukakan oleh Deddy Mulyana dalam bukunya Komunikasi Organisasi, yaitu:
1.       Komunikasi ke bawah
Informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. 5 Jenis informasi yang dapat dikomunikasikan antara lain:
a.   Informasi tentang bagaimana melakukan pekerjaan.
b.    Informasi tentang dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan.
c.    Informasi tentang kebijakan dan praktik-praktik organisasi.
d.   Informasi tentang kinerja pegawai.
e.    Informasi untuk mengembangkan sense of mission.
Terdapat beberapa pilihan metode dan media yang digunakan, yakni ketersediaan, biaya, pengaruh, relevansi, respons, dan keahlian.
2.     Komunikasi ke atas
Yaitu informasi yang mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (atasan). Atau komunikasi yang terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya.
Yang dikomunikasikan adalah:
a.Tentang apa yang telah dilakukan bawahan : prestasi, kemajuan, rencana yang akan datang.
b.Persoalan pekerjaan yang dihadapi yang belum terpecahkan dan membutuhkan bantuan penyelesaian.
c. Memberikan saran dan agagasan untuk perbaikan pada organisasi.
d. Mengungkakan bagaima perasaan, pikiran bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi.
3.     Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal adalah  komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Berbagai informasi diantara rekan sejawat dalam satu unit pekerjaan yang sama. Komunikasi horizontal yang merupakan komunikasi mendatar, misalnya anggota staff dengan anggota staf dan biasanya lebih informal
4.     Komunikasi lintas saluran
Tindakan komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Hal ini disebabkan karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk bimbingan komunikasi lintas-saluran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar