Jumat, 03 Mei 2013
50. Pengertian Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya sebagai indikator, hubungan dengan bawahannya bukan sebagai majikan terhadap pembantunya, melainkan sebagai saudara tua diantara temen-teman sekerjanya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi bawahannya agar bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya, selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, serta mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.
49. Ciri-ciri pemimpin dan kepemimpinan
CIRI-CIRI PEMIMPIN dan
KEPEMIMPINAN
1. Pengetahuan umum yang luas,
semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia
semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
2. Kemampuan bertumbuh dan berkembang
3. Sikap yang intuitif atau rasa
ingin tahu, merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak
merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
4. Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang
tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis
operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan
berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi
pada pemecahan masalah.
5. Daya ingat yang kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan
inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang
dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang
kuat.
6. Kapasitas integratif, pemimpin harus menjadi seorang
integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi.
7. Ketrampilan berkomunikasi
secara efektif, fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi
motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi
pengawasan.
8. Keterampilan Mendidik, memiliki
kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah
sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
9. Rasionalitas, semakin tinggi
kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk
membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa
dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan
organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar osrganisasi tersebut.
10. Objektivitas, pemimpin
diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para
bawahannya. Salah satu kunci
keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada
kemampuannya bertindak secara objektif.
11. Pragmatisme, dalam kehidupan
organisasional, sikap yang pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai
berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan
untuk mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik
tanpa melupakan idealisme. Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup
tidak selalu meraih hasil yang diharapkan.
12. Kemampuan
Menentukan Prioritas, biasanya yang menjadi titik tolak strategik
organisasional adalah “SWOT”.
13. Kemampuan
Membedakan hal yang Urgen dan yang Penting
14. Naluri
yang Tepat, kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu.
15. Rasa
Kohesi yang tinggi, :senasib sepenanggungan”, ketertarikan satu sama lain.
16. Rasa
Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak sehingga
hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsung dengan usaha
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
17. Keteladanan,
seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan teladan dalam
sikap, tindak-tanduk dan perilaku.
18. Menjadi Pendengar yang Baik
19. Adaptabilitas, kepemimpinan
selalu bersifat situasional, kondisional, temporal dan spatial.
20. Fleksibilitas, mampu melakukan
perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai
dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan
prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.
21. Ketegasan
22. Keberanian
23. Orientasi Masa Depan
24. Sikap yang Antisipatif dan
Proaktif
48. Tipe-tipe kepemimpinan
1. Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang
berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang
tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.
Dilihat dari persepsinya
seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang
pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”,
antara lain dalam bentuk :
a. Kecenderungan
memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi,
seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
b. Pengutamaan
orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan
pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
c.
Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya
kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
a. menuntut
ketaatan penuh dari para bawahannya
b. dalam
menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
c.
bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
d. menggunakan
pendekatan premitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.
2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin
paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat
tradisional, umumnya di masyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat
tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota
masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.
Pemimpin
seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya
tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini mengembangkan sikap
kebersamaan.
3. Tipe Kharismatik
Karakteristik yang
khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang
pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut
meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret
mengapa orang tersebut dikagumi.
4. Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini
berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya
karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa
yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang
ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan
pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
Karakteristik
dan gaya kepemimpinan tipe ini adalah :
a. Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
b. Pengambilan
keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada
petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut
keterlibatannya langsung.
c. Status quo organisasional tidak terganggu
d. Penumbuhan
dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindah yang inovatif diserahkan
kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.
e. Sepanjang
dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja
yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat
yang minimum.
5. Tipe Demokratik
Pemimpin yang
demokratik biasanya memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan
menjunjung harkat dan martabat manusia
Seorang pemimpin
demokratik disegani bukannya ditakuti.
47. Kepemimpinan dalam organisasi
Pemimpin serta kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak
dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional.
Banyak muncul definisi mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
1.
Figur sentral yang mempersatukan
kelompok
2. Keunggulan seseorang atau
beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
3.
Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin
tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu
posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield
memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia
berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana
kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
4. Kepemimpinan sebagai suatu
kemampuan menghandel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan
friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan
kekuatan semangat /moral yang kreatif dan terarah.
5.
Individu yang memiliki
program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan
dengan cara yang pasti.
Langganan:
Postingan (Atom)